Tuesday, January 18, 2011

Day 4

Minggu,4 Juli 2010

06.00 WIB, Rumah Bapak Kades Nekan, Bapak Sutarno
Kami bangun pagi dan membuat makanan yang akan kami berikan sebagai bagian partisipasi membantu kegiatan kerja bakti oleh warga hari ini. Kami membuat makanan olahan dari singkong. Saya sendiri membuat singkong rebus disiram karamel, gula pasir, dan susu kental manis.

10.30 WIB
Saya dan Dela tidak ikut membantu kerja bakti karena kami akan mengikuti pertemuan Ibu PKK di Dusun Nekan bersama Bapak dan Ibu Kades. Jarak Dusun Nekan dari Dusun Punti Tapau cukup jauh sehingga kami harus naik ojek. Sebenarnya kami bisa mengambil jalan yang lebih cepat yaitu melewati Dusun Punti Kayan akan tetapi kondisi jalanan yang becek sehabis hujan tidak memngkinkan untuk dilewati.

10.59 WIB, Dusun Nekan, Kantor Kepala Desa Nekan
Sampai di kantor Kepala Desa Nekan kami (saya dan Dela) disambut hangat oleh Ibu PKK Desa Nekan. Kami kemudian berkenalan dengan Ibu Anastasia, bidan Desa Nekanyang bertugas di Polindes.
Susunan acara :
- Sambutan Bapak Kades
- Sambutan Ibu Anastasia sebagai Ketua Pokja IV (Posyandu)
- Sambutan Mahasiswa K2N UI 2010
- Diskusi
Beberapa klarifikasi terkait kesehatan dari Ibu Anas :
Ibu Anas yang telah mengabdi 13 tahun di Suruh tembawang dan 1 tahun terakhir di Dusun Nekan menjelaskan tentang beberapa hal.
§ Penyakit kaki gajah di Dusun Punti Tapau bukanlah kaki gajah, akan tetapi atrofi yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi, lututnya membengkak. Ibu Anas sudah 2 kali mengunjungi dan kondisinya sudah mulai membaik.
§ Najam lebih merupakan sakit tulang dan sakit jantung yang serangannya tiba-tiba. Biasanya diberikan parasetamol. Hanya saja masyarakat di Punti Tapau memang masih mempercayai hal yang gaib dan berbau mistis. Saya sendiri mengambil kesimpulan bahwa ini adalah angina pektoris yang termasuk dalam penyakit jantung disebabkan oleh salah satu pemicunya adalah hipertensi.
Angka hipertensi tinggi dikarenakan masyarakat di Desa Nekan memang banyak mengkonsumsi ikan asin dan kurang sayur. Selain itu alkohol pun dapat mepengaruhi kondisi ini.
Penderita stroke di Dusun Nekan ada 2 orang, 1 orang lumpuh total dan sudah meninggal, sedangkan 1 orang hemiparase dan masih hidup.

Kepercayaan terhadap ibu hamil
Tidak memakan telor >> bisa cacingan
Tidak memakan sayur >> mudah masuk angin
Tidak menjemur bayi selam seminggu karena tidak boleh keluar rumah selam seminggu setelah persalinan. Padahal hal ini akan membuat bayi kuning.
Ibu postpartum sudah dibiasakan untuk minum air jahe dan kunyit. Hal ini merupakan kebiasaan positif karena dapat menghangatkan tubuh dan melancarkan aliran darah.
Dulu pernah ada kasus eklampsi tapi saat ini tidak ada.
AKI dan AKB tidak ditemukan.
Didapat informasi bahwa tanggal 9 Juli akan diadakan Posyandu di Punti Tapau-Meraga.

13.40 WIB Rumah Bapak Kadus Nekan, Bapak Kasan
Kami berbincang tentang kebudayaan yang tidak terlalu jauh berbeda dengan Punti Tapau-Meraga, hanya saja di Nekan sudah lebih maju.
Ketua Adat >> Bapak Tiram, dipilih melalui musyawarah mufakat, tugasnya adalah dalam bidang adat, pertanian, dan masyarakat adat.
Pekasam Makanan daging babi.
14.30 WIB, Pulang
Karena hujan kami mampir sebentar ke Pasar Entikong untuk berteduh dan berbelanja sayur, tempe, dan kerupuk.

18.00 WIB, Rumah Bapak Kades
Sementara anak-anak kecil kembali berkunjung seperti malam sebelumnya, bedanya malam lalu mereka belajar Bahasa Inggris tetapi malam ini mereka bernyanyi dan bermain, kami rapat membahas rencana kerja seminggu ke depan. Jadwal kami buat di kertas timeline.

Temuan yang didapat :
Menurut saya dari hasil perbincangan dengan Ibu Bidan Anas dan Bapak Kadus Nekan, sebenarnya Dusun Punti Tapau dan Punti Meraga dapat menjadi Dusun yang bersih seperti Dusun Nekan karena memiliki karakteristik yang tidak teralu berbeda. Hanya saja Dusun Nekan sudah memiliki akses yang cukup baik ke jalan raya sehingga memberikan perkembangan yang lebih cepat sedangkan Dusun Punti Tapau dan Meraga masih terhalang dengan kondisi jalanan yang cukup memprihatinkan, apalagi di kala hujan.
Masyarakat di Punti Tapau dan Meraga juga masih memiliki kepercayaan mistis yang kuat, hal ini berakibat status kesehatan di Dusun ini masih kurang. Hal ini juga diakibatkan karena sarana yang tidak memadai, listrik yang belum masuk ke daerah ini membuat segalanya serba terbatas. Beda dengan Dusun Nekan yang sudah mendapat listrik, karena aksesnya mudah.
Namun, seharusnya dalam pengandangan babi Dusun Punti Tapau dan Meraga sudah dapat melakukannya tanpa ada kaitannya dengan sarana jalan dan listrik. Hanya saja masyarakat setempat masih belum semuanya mau untuk mengandang babi dengan berbagai alasan.


sedikit catatan:
Oke, jadi hari ini topiknya adalah ngandangin babi, eh pongan. Ya memang, sejak pertama kali datang ke Tapau ini yang paling diingat adalah betapa banyaknya pongan dan kosuh (anjing) yang berkeliaran. Sebanyak ituuuhh looohhh. Seperti kucing dan kambing lah yang biasanya di perkampungan gitu. Ya, langsung saja jadi agak kena shock culture melihat kehidupan manusia dan pongan serta kosuh yang saling berdampingan dengan tenteramnya ini. Mungkin ini ibaratnya surga dunianya pongan dan kosuh. Kenapa surga? Karena mereka gak dikandangin sama majikannya, mereka bebas berlarian kesana kemari menikmati semilir angin dan tanah yang lapang. Mau guling-guling? Bisa, Mau berjemur? Oke, Mau pacaran? Hayooo aja. Tanpa takut ada yang nimpukin dan neriakin "najis lo, najis!"
Sebenarnya ini bagi sebagian orang di Dusun baik Tapau maupun Meraga menjadi perhatian besar. Karena si pongan-pongan yang gendut-gendut ini (beneran gendut banget sampe ada kali 25 kilo) kerjaannya nyerusuk-nyerusuk tanaman orang. Jadi, kalo biasanya di tempat-tempat lain kita melihat pongan dikandangin, disini tanamanlah yang dikandangin. Kenapa begitu? Karena yaa pongannya yang bebas berkeliaran. Usut punya usut, sebenarnya warga sudah pernah mengandangkan pongan, tapi si pongan-pongan ini rusuh banget. Mereka suka nyeruduk kandangnya sampai jebol. Kandangnya memang cuma dibuat dari kayu, sedangkan kalo harus dibuat dari tembok gitu warga mengeluh gak punya dana. Alhasil, mereka lebih memilih tanaman yang dikandangin, karena tanaman gak bisa nyeruduk kayak pongan.
Selain itu, menurut penuturan beberapa warga kalo pongan dikandangin mereka jadi stres terus bisa sakit dan mati. Ya iyalah stres, kalo dianya sendiri yang dikandangin, mungkin dia ngiri ngeliat temen-temennya yang lain berkeliaran. Kalo bisa dibayangin mungkin dia ngeliat temen-temennya termasuk kalangan pongan gaul yang suka hang out, sedangkan dia cuma pongan rumahan yang gak bisa kemana-mana. Dia merasa stres, gimana dia mau nyari muka sama gebetannya, sedangkan banyak pongan gaul berkeliaran di luar sana. Terus dia jadi HDR (harga diri rendah) akhirnya depresi, isos (isolasi sosial), terus dia ngambek gak mau makan, kekurangan nutrisi, mati deh.. Jadi intinya, kalo satu pongan dikandangin yang lain juga harus dikandangin. Soalnya selama ini cuma sebagian warga aja yang suka rajin ngandangin pongan, sementara yang lain gak.
Jadinya kalo diliat-liat, hal pengandangan pongan ini bikin sebagian warga emosi. Soalnya, warga Tapau yang di daerah atas sudah sebagian besar mengandangkan pongannya, sementara warga Meraga masih belum. Hal ini membuat warga kesel, menurut warga jangan gak konsisten gitu dengan masalah pengandangan pongan. Karena imbas dari berkeliarannya pongan ini kan ke lingkungan, jadi ya emang sih selama disana sering ngelihat banyak ranjau bertebaran. Yang paling lucu adalah, kadang-kadang kosuh yang seharusnya bisa menjaga rumah gitu ya, ini malah takut sama pongan. Kalo pongannya mengenduskan napas aja "ngrrrrrooosshhhhh!!!" eh, si kosuhnya malah kabur. Soalnya mereka anjing kampung jadi pongannya gak takut, coba anjing herder.
Maka dari itu selama disana, kami (tim K2N), terus mencoba melakukan berbagai pendekatan untuk menyadarkan masyarakat terkait lingkungan yang sehat dan pengandangan babi. Hal ini terkait juga sama salah satu program rutin kami yaitu Pemanfaatan Pekarangan. Karena, gimana pekarangannya mau dimanfaatin kalo dirusuhin terus sama pongan. Jadi, waktu bikin lomba rumah sehat salah satu kriterianya adalah rumah yang pongannya udah dikandang. Terus waktu kerja bakti terakhir sebagian warga bikin kandang untuk pongan-pongannya. Semoga aja sekarang pongan-pongan disana udah pada dikandangin semua.

No comments:

Post a Comment

your comment here..