Jumat, 2 Juli 2010
07.30 WIB, Kantor Kecamatan Entikong
Pagi ini kami bertemu dengan Bapak Ignatius Irianto, Camat Entikong. Kami disambut dengan hangat dan sarapan prasmanan.
Banyak hal yang disampaikan oleh Bapak Ignatius tentang Desa Nekan, Desa tujuan program K2N kami.
Menurut Bapak Ignatius warga di daerah tidak hanya perlu penyuluhan tetapi juga perlu pendampingan. Tanpa pendampingan yang bersifat berkelanjutan, banyak program yang berjalan tidak sesuai dengan tujuan awal. Hal ini berakibat hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sementara itu di beberapa tempat di kecamatan entikong sudah memiliki hasil perkebunan yang lumayan dapat dijual. Misalnya, lele dan kokoa di Semanget; kokoa di Suruh Tembawang dan Pala Pasang; serta lada dan beras di Nekan. Hanya saja untuk penjualan masih dalam bentuk mentah, hal ini membuat nilai jual hasil perkebunan tersebut rendah. Hal ini mungkin tidak akan terjadi apabila masyarakat sudah terlatih untuk memproduksi hasil perkebuanan mentah tersebut menjadi produk-produk siap pakai yang tentunya akan bernilai jauh lebih tinggi.
10.09 WIB, Pos Gabma
Entikong merupakan pelabuhan darat yang merupakan persinggahan dari 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Menurut Bapak Supriyadi, hukum adat di daerah yang akan kami tuju bersifat lebih utama daripada hukum negara. Maka dari itu, adat istiadat harus dimaklumi dan dilaksanakan.
Hal yang harus dilakukan dalam menghadapi masyarakat adalah melakukan pengayoman terhadap masyarakat.
10.30 WIB, Pasar Entikong
Kami berbelanja berbagai keperluan logistik. Setelah berbelanja kami segera menuju Dusun Punti Tapau menggunakan ojek yang sudah disediakan.
11.30 WIB, Rumah Kepala Desa Nekan, Dusun Punti Meraga
Perjalanan sekitar setengah jam menuju Desa Punti Tapau dan Meraga yang bersebelahan letaknya ini lebih dari setengahnya melalui jalan yang sudah dibeton, sedangkan sisanya jalan tanah berbatu yang cukup licin apalagi saat itu suasana memang gerimis.
Menaiki kendaraan di tempat seperti ini jika tidak dikendarai oleh orang yang tidak biasa melalui jalur ini dapat dipastikan sangat sulit untuk dilakukan. Kondisi jalan seperti ini mungkin yang membuat Dusun tujuan kami agak terisolir karena satu-satunya kendaraan yang dapat mencapai pemukiman warga hanya motor. Untuk memajukan dusun ini tentunya harus ditunjang dengan sarana jalan yang mendukung yang kenyataannya belum tersedia.
17.00 WIB, Rumah Bapak Kades Nekan, Bapak Sutarno
Bapak J datang dengan keluhan bisul yang cukup parah di tangan kirinya dekat dengan sikut. Kondisi bisul sudah sedikit terbuka sehingga darah dan cairan interstisialnya keluar, akan tetapi pus dari bisul tersebut belum keluar sepenuhnya.
¨ Intervensi : membersihkan luka dengan menggunakan alkohol 70% kemudian menutupnya dengan kasa.
¨ Rasional : tindakan ini dilakukan untuk membersihkan luka dan tidak menyembuhkan. Karena luka Bapak J bersifat terbuka dan memungkinkan infeksi dapat memperparah bisulnya maka luka tersebut ditutup menggunakan kasa.
¨ Evaluasi :
o Subjektif : Belum mengetahui manajemen perawatan pus dengan tepat sehingga tidak dapat memberikan pertolongan invasif lebih lanjut. Begitupun dengan perlengkapan perawatan luka yang tersedia terbatas sehingga tidak dapat membantu secara maksimal.
Pergunakan fungsi perawat sebagai advokat untuk menyampaikan keluhan dan keinginan pasien kepada penyedia pelayanan kesehatan yang lain.
Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan dan kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional yang kadang tanpa pendampingan yang jelas dapat bersinggungan dengan unsur sterilitas dan higienitas.
o Objektif : Bapak J merasa lebih tenang dan terlihat lebih lega.
¨ Kontrak lebih lanjut : membawa Bapak J ke Puskesmas untuk diberikan tindakan invasif lebih lanjut terkait dengan penyembuhan bisulnya.
Kemudian datang pula Ibu B yang kemudian diberikan intervensi yang sama terhadap bisul di kakinya.
Kemudian datang pula Ibu B yang kemudian diberikan intervensi yang sama terhadap bisul di kakinya.
19.18—21.00 WIB, Balai Panjang
Penyambutan Tim K2N UI 2010,
Susunan acara :
- Kata sambutan Bapak Kades Nekan
- Kata sambutan Ketua Rombongan K2N UI 2010
- Tanya jawab
Poin-poin yang saya dapat :
- Penyambutan dari Kades Nekan, Bapak Sutarno
- Kehadiran K2N sudah didamba-dambakan
- Diharapkan dapat membangun fisik dan mental Desa Nekan
- Diharapkan dapat beradaptasi dengan keadaan di Desa Nekan
- Sambutan dari Ibu Dra. Rainingsih, MA
- Penjelasan program K2N UI 2010 selama 1 bulan ke depan.
- Akan ada program bahasa untuk Bapak-bapak dan Ibu-ibu, mengingat adanya sebagian warga yang masih buta aksara
- Mengajak belajar Bahasa Indonesia untuk membaca dan menulis
- Tanya jawab
- Terkait program KB untuk pria sebagian peserta yang seluruhnya Bapak-bapak masih kurang tertarik dan ragu-ragu. Karena masih memiliki anggapan banyak anak, banyak rezeki dan jika punya anak banyak tidak terlalu merasa kehilangan anak jika salah satu anak pergi atau meninggal dunia.
- Seorang warga menanyakan tentang berhenti rokok, bagaimana caranya? Terutama adalah niat untuk berhenti dan berusaha untuk mengurangi. Sebagian besar warga mengatakan memiliki keinginan untuk berhenti merokok.
- Beasiswa diperbincangkan pula saat sesi tanya jawab. Sang anak dikatakan telah lulus SMA dan akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi akan tetapi tidak memperoleh beasiswa sehingga orang tua khawatir tidak sanggup membayar. Kami memberikan motivasi dan keyakinan agar sang bapak tetap berusaha untuk memasukkan anaknya karena dapat menjadi aset yang tak ternilai bagi masa depan.
- Ditentukan pula waktu untuk latihan Bahas Inggris yang ditetapkan di Balai Panjang setiap sore pukul 4
Temuan terkait program kerja D & F
Minuman keras merupakan hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehingga akan sulit dalam penyadarannya dan memerlukan pendekatan yang tidak memojokkan dalam penyampaian materi tentang hal ini.
sedikit catatan:
Hari ini adalah pertama kalinya kami melalui jalan off-road menuju Punti Tapau-Punti Meraga. Luar biasa saudara-saudara, jalanannya sangat menantang dan membuat jantung serasa sedang meregang nyawa. Tapi ini tidak berlebihan, haha. Awalnya terasa sekali bahwa jarak dari jalan raya Malindo (Malaysia-Indonesia) ke dusun sangat jauh, tetapi lama kelamaan terasa cepat juga, yah sekitar setengah jam lah, apalagi memang para tukang ojek Tapau ini (panggilan untuk tukang ojek yang spesialisasi bisa membawa motor sampai ke Punti Tapau, yang memang tinggalnya di Punti Tapau atau Punti Meraga. Lain dengan ojek Melayu yang memang bukan berasal dari Tapau dan tidak berani mengantar sampai Punti Tapau, kecuali jika cuaca cerah dan tidak hujan) kalau sudah sampai di jalan aspal langsung ngebut. Jadi buat yang ingin mencapai Punti Tapau pilih-pilih ojek dahulu di Pasar Entikong, pilihlah ojek Tapau!
Hmm, karena program kelompok saya tentang Menggali Potensi Wisata, kami sempat berpikir untuk menjadikan ojek off-road ini sebagai salah satu daya tarik wisata lho :p
Oia, tanpa saya sadari ternyata ojek yang membawa saya pertama kali ke Tapau (Panggilan akrab Punti Tapau) adalah ojek terlihai disana. Namanya Ongki, anak Bapak Kiyong, Kadus Punti Tapau. Umurnya masih lebih muda dari kami dan yang paling khas dari dia adalah kata-kata yang dia ucapkan, yaitu "Haiyaaaa.." denga aksen chinesse. Sejak kami tahu bahwa Ongki paling jago diantara ojek yang lain, kami selalu berebut untuk naik ojek Ongki. Disana, Ongki telah menjadi bagian dari tim kami, dan seorang pemuda yang baru saja lulus SMA, Suyono atau Yono.
Diary hari kedua ini merupakan diary terpanjang dalam 31 hari K2N. Karena banyak sekali informasi yang didapatkan dalam hari ini. Kami disambut langsung oleh para Kepala Dusun dan tentunya Kepala Desa Nekan, Bapak Sutarno. Oia, hari ini juga dilakukan pembagian tempat tinggal selama 1 bulan. Jadi, karena rumah yang memiliki kamar mandi di Dusun ini hanya rumah Pak Kades dan Pak Kadus Tapau kami pun dibagi di 2 tempat ini. Saya, Rakhel, Gaby, Icha, dan Bu Rai (dosen pembimbing) tinggal di rumah Pak Kades, sedangkan sisanya Agung, Tim Cut Nyak Dien, dan Kak Sandy (mahasiswa pendamping) tinggal di rumah Pak Kadus (Pak Kiyong).
Waktu itu IB girls (saya, rakhel, gaby, icha) sebenarnya mager kalau harus pindah tempat bawa barang-barang lagi, jadi kami sepakat untuk stay di rumah Pak Kades yang ternyata di hari-hari selanjutnya terasa sangaaaaatttttt kami sesali (huks, iya ga sih).
Well, data-data yang didapat selama hari kedua ini akan dipost setelah ini.
nb: itu ada renpra karena menurut standar dosen pembimbing, diary harus ditulis sesuai dengan tinjauan masing-masing disiplin ilmu, yah karena dari Ilmu Keperawatan jadi ya kasusnya ditulis begitu deh..heeeehhhhhh..padahal enggak tau juga bener apa enggak, ngasal abis :p
No comments:
Post a Comment
your comment here..