Senin, 5 Juli 2010
05.30 WIB
Rencana saya hari ini adalah mengantar Bapak J ke Puskesmas untuk menyembuhkan bisulnya. Bapak J akan menjadi contoh bagi warga lainnya yang juga memiliki penyakit yang sama dan tidak mau diobati secara medis yang berakibat proses penyembuhan terhambat dan semakin parah.
Sementara itu teman-teman yang lain membersihkan Rumah Kosong yang akan dijadikan Rumah baca ”Sahabat Nusantara”.
Setelah itu saya akan berbelanja keperluan logistik di Pasar Entikong.
Sorenya mengajar baca-tulis di Balai Panjang.
09.00 WIB, Puskesmas Entikong
Saya, Kak Sandy, dan Bapak J berangkat menuju Puskesmas. Sampai di Puskesmas saya dan Kak Sandy membujuk Bapak J dengan berbagai macam cara agar pus dalam bisulnya mau dikeluarkan. Setelah sekitar 1 jam lebih, jam 11.30 WIB, bapak J baru bersedia. Ternyata dokter yang mengobati Bapak J mengatakan bahwa bisulnya sudah menjadi abses dan sudah mengalami nekrosis. Setelah dikeluarkan luka yang terbuka kemudian ditutup dahulu dengan kasa baru kemudian dibalut. Bapak J juga diberikan obat antibiotik untuk diminum setiap 2x sehari. Setelah diberikan tindakan Bapak J mengatakan terasa perih hanya ketika diberikan povidone iodine dan ketika pertama kali dikeluarkan untu dipencet. Setelah itu Bapak J merasa tidak sakit tetapi hanya pedih.
13.00 WIB, Pasar Entikong
Berbelanja logistik di Pasar Entikong.
16.20 WIB, Balai Panjang
Sudah banyak warga yang menunggu kami di Balai Panjang untuk belajar membaca dan menulis. Jumlah warga yang hadir 35 orang; 8 laki-laki, 27 perempuan. Kemudian kami membagi menjadi 5 kelompok kecil dan 1 kelompok yang masih buta aksara. Saya memegang kelompok 5 yang terdiri dari 11 orang.
Kelompok 5 :
Laki-laki | Perempuan | |
Isugiarto (lulus SD) | Dahlia (SMP kelas 3 tidak lulus) | |
Jaka (lulus SD) | Dewi (lulus SD) | |
Darmadi (pernah ikut Program Paket B) | Neni Sugiarti (SMP sampai kelas 1) | |
Barsah (pernah ikut Program Paket B) | Dakin (lulus SD) | |
Udin (lulus SD) | ||
Jekius (SMP sampai kelas 2) | ||
Atan (SD sampai kelas 1) | ||
¨ Materi yang diajarkan
Alfabet dalam Bahasa Indonesia (A-Z)
Alfabet dalam Bahasa Inggris (A-Z)
Mengeja nama dengan alfabet dalam Bahasa Inggris
¨ Mengapa saya mengajarkan Bahasa Inggris?
Permintaan Bapak Darmadi untuk belajar Bahasa Inggris karena menurut Beliau belajar Bahasa Inggris sangat penting bagi warga di daerah perbatasan yang sering berinteraksi dengan pihak asing.
¨ Hambatan dalam pengajaran
Warga yang berada dalam kelompok saya terdiri dari remaja dan Bapak-Bapak terlihat perbedaan yang signifikan dari segi antusiasme.
Para remaja kurang serius dalam mengikuti proses belajar dan sering tertawa, sedangkan para bapak lebih serius.
Menurut saya sebaiknya orang yang berniat sungguh-sungguh ada di kelompok yang sama agar lebih fokus. Atau alternatif lainnya menyamakan tingkat daya tangkap masing-masing peserta didik agar lebih mudah dalam pemberian materi maupun cara pengajaran.
¨ Proses pembelajaran
Proses belajar yang berbentuk FGD mempermudah dalam proses interaksi dengan peserta didik dan dapat memberikan perhatian per individu sehingga pengawasan akan lebih mudah.
sedikit catatan:
Mengajak Bapak J ke Puskesmas bukan perkara mudah. Bapak J terus menerus meminta agar tidak jadi dipecahin bisulnya. Bahkan Bapak J sempat berpura-pura mau mengambil sendal padahal mau kabur! Oh my, saya sampai bingung. Saya dan Kak Sandy hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Bapak J yang seperti anak kecil dibawa ke dokter. Setelah lamaa banget akhirnya Bapak J mau juga dipecahin bisulnya. Eh, setelah itu beliau bisa ketawa-ketawa lagi bahkan mengajak saya dan Kak Sandi jalan-jalan ke perbatasan, kalo ga inget sama teman-teman yg lagi bersihin rumah kosong mungkin kami berdua sudah mau-mau aja diajak kesana. Hahaha..
No comments:
Post a Comment
your comment here..