Friday, June 25, 2010

Hello, Suruh Tembawang!


K2N

akhirnya sudah jelas nasib saya mau dibawa kemana *armada mode:on* selama 1 bulan ke depan..
ya..bulan depan saya akan "merantau" ke pulau seberang..Kalimantan..

tidak pernah hinggap di pikiran saya kalau saya akan pergi ke Kalimantan dan tinggal di pedalamannya selama 1 bulan.
sebelumnya ketika mengikuti program K2N UI 2010 ini saya berharap dapat pergi menuju pulau-pulau terluar yang berada di kawasan timur Indonesia.lebih menantang dan dapat menikmati pemandangan indah pastinya.
tapi apa mau dikata..hasil penempatan mengharuskan saya mengunjungi Entikong, daerah yang merupakan perbatasan darat dengan negara tetangga, Malaysia.

Dusun Suruh Tembawang kemungkinan yang akan menjadi tempat saya dan teman-teman kelompok Imam Bonjol melakukan berbagai program kerja K2N UI 2010.
Menurut hasil briefing terakhir perjalanan kesana akan ditempuh sekitar 2 hari.
Jakarta --> Pontianak (pesawat terbang) dan dilanjutkan dengan 2 alternatif..
pertama, jika kami harus ke Sanggau dahulu maka kami akan menuju Sanggau baru ke Entikong.
kedua, kami tidak perlu ke Sanggau dan langsung ke Entikong.
keduanya menggunakan travel yang kira-kira akan menghabiskan waktu selama 4-5 jam.
Di antara kedua tempat tersebut kemudian akan dilakukan penyambutan untuk kami.


Untuk melanjutkan ke Suruh Tembawang kami harus menempuh perjalanan menggunakan perahu kayu yang ditempeli motor untuk mengarungi Sungai Sekayam, hulu Sungai Kapuas.
perjalanan dengan perahu ini akan menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam juga, jika kondisi air sungai tidak surut. pastinya jika air surut akan menghabiskan waktu lebih dari itu.
maka sebelum melanjutkan perjalanan dengan perahu kami kemungkinan akan menginap dulu entah di Entikong atau Sanggau.
(tetapi pembimbing kami lebih memilih langsung di Entikong).



Perjalanan dengan perahu motor ini tentunya tidak murah, teman.
untuk satu kali perjalanan diperlukan biaya sekitar 1 juta rupiah..sedangkan ketika nanti di dusun suruh Tembawang untuk biaya transportasi ke dusun lainnya diperlukan uang sekitar 500 ribu rupiah untuk sekali perjalanan..tak ada pilihan lain selain menggunakan transportasi air ini..mungkin ada, yaitu berjalan kaki menyusuri sungai yang dikelilingi hutan hujan tropis Kalimantan.

entah bagaimana perasaan saya saat ini saya pun kurang memahaminya.
campuran antara rasa excited, tidak sabar, dan gembira menyambut petualangan ini..tetapi di lain pihak ada rasa khawatir dan was-was selama disana yang menurut hasil survey tidak ada listrik ataupun sinyal.
beberapa warga mungkin memiliki genset, ataupun disediakan solar cell sumbangan pemerintah yang ketika pembimbing melakukan survey bulan lalu sedang rusak. sinyal pun hanya ada pukul 5-6 sore itupun hanya bisa digunakan untuk sms.

mendengar briefing dan informasi terkait daerah yang saya tuju ini entah kenapa yang ada di benak saya adalah, seberapa jauhkah nanti kita dengan Malaysia?
saya lebih merasakan adanya jaminan kehidupan yang nyaman disana.
bagi saya yang baru mendengar ceritanya saja sudah sebegitu menggantungkan harapan pada kedekatan dengan Malaysia.karena disini, di rumah, segalanya serba ada dan tercukupi.
Begitu pula mungkin yang dirasakan masyarakat di daerah sana.
Malaysia lebih menjamin kehidupan mereka daripada negaranya sendiri.

haruskah kita menyalahkan mereka yang kemudian berpindah kewarganegaraan?
pernahkah para wakil rakyat datang dan melihat serta merasakan langsung tinggal disana?
kalau mau merasa paling muak dengan janji-janji pemimpin, mungkin orang-orang yang tinggal disana yang paling berhak.
2-4 jam perjalanan menuju pusat kehidupan di negeri orang dengan tidak mengeluarkan uang banyak tentunya lebih menarik ketimbang dengan jutaan rupiah melayang serta berhari-hari untuk menuju ibukota negara tercinta yang menjual mimpi dan janji semata.

namun tetap, RI selalu di hati.




No comments:

Post a Comment

your comment here..